Oleh: Elly Delfia
(Dosen Sastra Indonesia Unand dan Mahasiswa Program Doktor Linguistik Universitas Gadjah Mada)
Linguistik! Apa itu linguistik? Barangkali, kata linguistik tidak terlalu populer di kalangan masyarakat kecuali bagi orang-orang yang menggeluti bidang bahasa. Linguistik merupakan ilmu yang mengkaji bahasa sebagai alat komunikasi. Posisi linguistik sama pentingnya dengan ilmu pengetahuan lain, seperti matematika, teknik, biologi, fisika, hukum, ekonomi, dan sebagainya. Lalu, untuk memahami linguistik atau ilmu bahasa secara lebih mendalam, mari kita melihat pemikiran salah seorang ahli linguistik, yaitu Avram Noam Chomsky.
Chomsky merupakan salah seorang ahli linguistik Amerika yang sangat berpengaruh sejak tahun 1950-an hingga kini. Ide-denya mengenai linguistik menandai perkembangan linguistik modern. Tidak mengherankan jika Chomsky dijuluki “Bapak Linguistik Modern” setelah Ferdinand de Saussure yang disebut “Bapak Linguistik Struktural”. Revolusi besar dalam bidang linguistik dilakukan Chomsky dengan terbitnya buku Syntactic Structure pada tahun 1957. Ia mengubah pandangan behaviorisme yang sedang trend pada masa itu menjadi rasionalisme.
Menurut pandangan rasionalisme, bahasa merupakan pembawaan lahir (innate system) yang artinya bahasa sudah ada pada diri manusia sejak lahir. Bahasa pembawaan lahir juga berarti bahwa anak-anak dilahirkan dengan pengetahuan bahasa dan sistem kognitif yang sudah ada dan sudah terbentuk sedemikian rupa dalam otaknya sehingga ia mempunyai kemampuan untuk mengembangkan suatu tata bahasa yang menggabungkan segala kesemestaan linguistik. Ciri-ciri umum bahasa manusia ditentukan oleh sarana-sarana atau sifat-sifat unik otak dan sistem kognitif yang dipengaruhi untuk mengembangkan kesemestaan tersebut (Tarigan, 2011:240). Innate system atau pembawaan lahir ini berkaitan dengan aktivitas berbahasa yang berasal dari proses berpikir.
Pandangan ini membantah pandangan strukturalis dan behaviorisme dari BF Skinner dan Leonal Bloomfield yang menyatakan bahwa proses berbahasa berasal stimulus-respon, bahasa merupakan perwujudan stimulus-respon dari perilaku, dan keilmuan linguistik bergerak dengan tahapan-tahapan, seperti berikut:1) observasi, 2) laporan observasi, 3) pernyataan-pernyataan hipotesis, 4) perhitungan, pendugaan, 5) uji coba dugaan-dugaan dengan observasi lanjut. Dari kesemua langkah di atas bagi Bloomfield, yang pertama dan terakhir dari semuanya adalah tingkah laku bertutur kata atau pertuturan (Bloomfield 1939:1;Alwasilah,2011:85). Behaviorisme menyatakan berbahasa adalah totalitas dari pertuturan dan merupakan corpus dari pertuturan atau bahasa adalah seperangkat ujaran yang teratur yang lahir karena respon terhadap perilaku.
Chomsky membantah ini dan mengatakan bahwa berbahasa berawal dari proses berpikir. Pemikiran Chomsky tentang berbahasa berawal dari berpikir merupakan pengaruh dari Rene Descartes yang menyatakan ”Aku berpikir maka aku ada” atau cogitu ergo sum (Nugroho, 2020). Keberadaan bahasa paralel dengan keberadaan manusia di dunia ini. Manusia disebut “ada” karena dianugerahi pikiran, perasaan dan anggota tubuh untuk menyampaikan pikiran itu, yaitu otak dan artikulasi atau alat ucap.
Pada mulanya, Chomsky memandang bahasa sebagai sesuatu yang terkesan remeh. Bahasa hanyalah pemilihan tidak beraturan atau pemilihan acak atas apa yang dilakukan manusia dalam kehidupan (random selection from the things we do all the time) (Fathoni, 2015). Konsep ini kurang lebih sama dengan konsep bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer atau manasuka, seperti pernyataan para ahli bahasa lain yang menyebut bahasa adalah arbitrer, seperti Wardhaugh (1972:3) dalam Al Wasilah (2011:5) menyatakan bahwa “Language is a system of arbitrary vocal symbols used for human communication“ (Bahasa adalah simbol vokal yang arbitrer yang dipakai dalam komunikasi manusia). Arbiter artinya sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, atau manasuka. Arbiter didefinisikan sebagai tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut (Chaer, 2007:45).
Chomsky melihat bahasa itu tidak ada. Bahasa hanyalah sistem pengkodean (decoding) yang digunakan manusia untuk dibayangkan agar segala sesuatu yang dibayangkan itu menyerupai kenyataan. Sistem pengkodean ini dinyatakan dengan lambang bunyi yang dikenal dengan fonetik atau huruf atau abjad atau alfabet. Chomsky juga memandang bahasa sebagai sesuatu yang konyol. Ia menyatakan tidak ada yang spesial dari bahasa namun bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan dan merupakan “kebenaran yang diakui selama 50 tahun terakhir kehidupannya dalam jurnal sains”. Artinya, pernyataan Chomsky tentang kekonyolan bahasa malah membuat ia tidak dapat berpaling dari meneliti bahasa. Pernyataan Chomsky ini memang terkesan bertentangan atau kontradiktif satu sama lain.
Konsep pemikiran Chomsky yang paling terkenal adalah tata bahasa generatif. Pada masa-masa awal pengembangannya, tata bahasa generatif dikenal dengan istilah tata bahasa transformasi. Pada perkembangan selanjutnya, Chomsky lebih memilih menggunakan tata bahasa generatif daripada tata bahasa transformasi dengan alasan tata bahasa generatif lebih bersifat universal dan mengandung dua makna, yaitu 1) tata bahasa generatif menuju pada pengertian produktivitas dan kreativitas berbahasa, 2) tata bahasa generatif yang mengandung keformalan dan eksplisit atau kombinasi unsur-unsur dasar (fonem, morfem, dan kata yang diizinkan) untuk digunakan secara tepat (Parera, 2009:95).
Menurut tata bahasa generatif, kalimat dapat ditransformasikan ke dalam beberapa tipe. Pertama, 1) Transformasi kalimat inti (pengubahan posisi letak unsur inti kalimat atau subjek predikat), contohnya a) Apel yang bewarna merah dimakan oleh Jon. b)Apakah Jon telah memakan apel yang bewarna merah? Kedua, transformasi aktif-pasif, contohnya: Adik memakan apel. Apel dimakan adik. Perubahan posisi predikat dari kata kerja dengan imbuhan me- menjadi di- disebut dengan transformasi aktif-pasif. Ketiga, transformasi kalimat tunggal, contohnya: Adik memukul bola. Adik memukul balon. Lalu, kedua kalimat tunggal ini dapat ditransformasikan menjadi Adik memukul bola dan balon. Selain itu, Chomsky juga memperkenalkan konsep diagram pohon yang berfungsi untuk menganalisis struktur kalimat dan mengidentifikasi jumlah serta jenis frase yang ada dalam sebuah kalimat.
Kemudian, Chomsky juga memperkenalkan konsep competence dan performance yang merupakan cara mewujudkan innate system melalui deep structure dan surface structure. Dikotomi competence dan performance mempunyai kesamaan dengan langue dan parole yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure dalam linguistik struktural. Competence adalah kemampuan mentransformasikan deep structure ke dalam bentuk surface structure, menyusun ujaran gramatik, kesanggupan mengerti gramatikal frase atau kalimat yang baru dibuat atau didengar, sedangkan performance adalah kemampuan berbicara dan menuliskan pikiran ke dalam bentuk kalimat-kalimat yang bisa dimengerti dan dipahami. Surface structure adalah pemerian sintaksis atau struktur sintaksis kalimat yang teramati, sedangkan deep structure adalah struktur yang lebih abstrak dari kalimat atau disebut juga struktur batin (Al Wasilah, 2011:137). Perbedaan keduanya terletak pada satu kalimat yang mengandung kalimat lain di dalamnya.
Contoh:
- Adik mengejar kucing.
- Kucing dikejar oleh adik.
- Kucing mengejar adik.
Dari intuisinya, dapat dilihat bahwa kalimat 1 dan 2 mempunyai surface structure yang beda, tetapi mempunyai deep structure yang sama. Sementara itu, kalimat 1 dan 3 mempunyai surface structure yang sama, tetapi mempunyai deep structure yang berbeda.
Pemikiran Chomsky tentang tata bahasa generatif menginspirasi bidang ilmu lain, seperti bidang kesehatan, teknologi komunikasi, dan biologi. Dalam bidang kesehatan, khususnya psikologi modern yang dikenal dengan psikolingusitik, teori tata bahasa generatif digunakan untuk menganalisis pemerolehan bahasa pada anak (language acquisition) yang berbasiskan konsep competence vs. performance:innate system yang memandang linguistik sebagai bagian dari ilmu sains yang pada satu sisi merupakan bagian dari psikologi kognitif dan pada sisi lain merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (Smith, 1999).
Model linguistik Chomsky juga digunakan dalam bidang ilmu komputer yang dikenal dengan matematika bahasa atau linguistik komputasi. Linguistik komputasi sangat berjasa dalam mengembangkan teknologi komunikasi yang dikembangkan berbasis tata bahasa generatif atau sintaksis matematika. Atas dasar itu, bahasa dapat dihadirkan dalam berbagai bentuk aplikasi teknologi komunikasi yang saat ini dapat dinikmati, seperti kamus elektronik, google terjemahan, google assistant, dan sebagainya.
Pemikiran Chomsky juga dikembangkan oleh Masimmo Piatelli, seorang ahli biolinguistik dan Profesor Linguistik Kognitif Universitas Arizona, Amerika Serikat. Biolonguistik terinspirasi atas karya Chomsky dan Eric Lennerberg yang menentang konsep stimulus-respon dari kelompok behaviorisme. Perkembangan bioliguistik bermula dari pernyataan Chomsky bahwa bahasa terdiri atas lima bagian, yaitu 1) fungsi, 2) struktur, 3) dasar fisik, 4) perkembangan individu, dan 5) perkembangan evolusioner. Beberapa ahli biolinguistik meyakini bahwa biolinguistik berkembang atas adanya penelitian interdisipliner antara linguistik dan biologi yang dilakukan pernah Chomsky dalam usaha menjelaskan evolusi bahasa berdasarkan teori evolusi Darwin, seperti yang dilakukan seorang biolinguistik Jerman yang bernama Hugo Schuchardt (www.wikipedia).
Pemikiran Chomsky mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan ilmu bahasa. Ahli bahasa, John Lyons juga mengakui hal itu. Lyons menyebut bahwa dalam beberapa dekade, linguistik Chomsky telah menjadi “yang paling dinamis dan berpengaruh” di antara aliran-aliran pemikiran lain (Fathoni, 2015:6).
Untuk tahun-tahun selanjutnya, pemikiran Chomsky terus dikaji dan dikembangkan. Kajian terhadap pemikiran-pemikiran Chomsky dikenal dengan school of Chomskyan. Kajian-kajian ini tumbuh subur hingga sekarang dan menjadi bukti besarnya pengaruh pemikiran Chomsky terhadap perkembangan linguistik modern. Semoga mencerahkan dan bermanfaat.