
Jakarta, Scientia– Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro menyebutkan, pada Februari mendatang 5000 unit alat deteksi Covid-19 GeNose siap diproduksi massal. Hal ini dikarenakan Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan izin edar alat tersebut pada 24 Desember 2020.
“Alat ini dapat memberikan hasil tes yang cepat dan akurat. Sensitivitasnya mencapai 92% dengan spesivitas 95%,” ujar Bambang pada konferensi pers, Senin (28/12).
Dia menyebutkan, inovasi skrining buatan Universitas Gajah Mada (UGM) tersebut memiliki cara kerja yang berbeda dari alat lainnya. Hasilnya pun juga diperoleh dalam waktu lima menit.
“Metode kerjanya dengan mengumpulkan sampel napas pada plastik atau balon. Kemudian dimasukkan ke dalam sensing unit, yang memiliki puluhan sensor udara,” sebut Bambang.
Sensor alat tersebut, memggunakan pendekatan Artificial Intelligence (AI) dengan mendeteksi partikel atau VOC (Volatile Organic Compound) yang dikeluarkan spesifik oleh pengidap Covid-19.
“Artinya GeNose tidak mendeteksi virus penyebab Covid-19. Dia mendeteksi partikel atau senyawa yang memang secara spesifik akan berbeda. Kalau dia dikeluarkan oleh orang yang mengidap Covid-19,” jelasnya.
Jadi, lanjut Bambang, alat itu akan mendeteksi secara spesifik perbedaan antara orang yang benar-benar negatif dan positif Covid-19. Maka akan memberikan hasil skrining yang jelas positif atau negatif.(yrp)