Lima Puluh Kota, Scientia – Siang itu seorang perempuan paruh baya sedang sibuk membersihkan kandang-kandang jangkrik yang berada disebelah rumahnya. Setiap kandang yang sudah dibersihkan, diisi dengan rumput sebagai makanan untuk jangkrik. Serangga ini dalam bahasa latin disebut dengan nama Gryllidae. Sudah lima tahun menjadi penopang hidup keluarga Yurmanelis.
Setiap hari, ia selalu membersihkan kandang dan memilah telur jangkrik untuk ditetaskan. Pekerjaan ini tidak mudah butuh ketelatenan dan kehati-hatian, agar telur-telur tidak berserakan. Baginya, setiap telur adalah asa untuk kehidupan yang lebih baik.
Menurut Yurmanelis Budidaya jangkrik dilakoni bersama suami sudah lima tahun. Semula usaha tersebut dirintis oleh putranya. Ketika anaknya melanjutkan pendidikan di Pekanbaru, usaha itu dilanjutkan oleh Yurmanelis.
“Alhamdulillah, sudah berkembang dan dapat membiayai pendidikan anak-anak kami” ujar Yurmanelis yang mempunyai lima orang anak.
Mengingat budidaya jangkrik yang sudah berkembang, akhirnya Yurmanelis memutuskan keluar dari Program Keluarga Harapan (PKH) secara sadar. Baginya selama ini PKH sudah cukup membantu, dan tidak dibutuhkannya lagi. Jika tetap menerima program tersebut, ia khawatir akan menghambat rezkinya. Karena sudah memiliki usaha yang mampu untuk membiayai kebutuhan keluarganya.
Diungkapkan setiap minggu ia dapat memanen jangkrik sebanyak 25 kg. Setiap kilo, jangkrik dihargai Rp. 45 ribu. Jadi dalam satu bulan, ia dapat menghasilkan uang sebanyak Rp. 4,5 juta.
“25 kilo itu produksi paling rendah, kadangkala sampai 50 kilo per minggu,” sebut Yurmanelis yang biasa dipanggil dengan Gadik. Ia warga Jorong Boncah Nagari Batu Balang Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat.
Terjadinya perubahan produksi setiap minggu ini disebabkan oleh pengaruh cuaca. Jika hujan sering turun menyebabkan banyak jangkrik yang mati, ketika hari panas maka produksi jangkriknya meningkat. Agar suhu panas tetap terjaga pada jangkrik, bagian bawah atap dan sekeliling kandang dipasang terpal.
Lebih lanjutkan dikatakan Yurmanelis, hasil panen jangkrik biasanya di jemput oleh peternak burung. Selain itu ada pula dibeli oleh orang yang hobi memancing dan pengelola ikan hias.
Keberhasilan Yurmanelis dalam membudidayakan jangkrik, menurut Pendamping PKH di Nagari Batu Balang yaitu Yuni Aulia Safitri, tidak terlepas dari kegigihan dan keuletannya. PKH menjadi pemicu bagi peserta untuk keluar dari ketidakberdayaan yang membelenggunya cukup lama. (dpd)